Home / Headline / Jadikan 4 Masjid Sebagai Percontohan, DMI Akan Terbitkan Buku Panduan

Jadikan 4 Masjid Sebagai Percontohan, DMI Akan Terbitkan Buku Panduan

Suasana pelatihan menejemen kemasjidan di aula Masjid Jogokariyan, Yogjakarta
Suasana pelatihan menejemen kemasjidan di aula Masjid Jogokariyan, Yogjakarta

Fakfak_ Pasca studi banding dan pelatihan menejemen kemasjidan di Masjid Jogokariyan, Yogjakarta, akhir Juli lalu, Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Fakfak akan menerbitkan buku panduan. Buku ini, diantaranya akan berisi berbagai strategi mengelola masjid menuju masjid yang makmur.

“Bukunya sedang disusun. Strategi atau cara memakmurkan masjid ini kami sadur dari menejemen pengelolaan masjid di Masjid Jogokariyan, serta tambahan saat studi banding di Masjid Al Azhar, Jakarta. Pengurus masjid yang kemarin ikut kegiatan ini, dapat menyesuaikan mana strategi pengelolaan masjid yang sesuai dan bisa diterapkan,” jelas Rajab Barawasi, S.Ag., Ketua DMI Kabupaten Fakfak.

Dalam studi banding dan pelatihan menejemen kemasjidan akhir Juli lalu tersebut, empat masjid, yakni Masjid Agung Baitul Makmur, Masjid Al Munawwarah, Masjid Al Hilal dan Masjid Al Hidayah Kebun Kapas, mengutus pengurus masjid dan imamnya, turut serta dalam kegiatan selama tiga hari tersebut.

Peserta sebanyak delapan orang tersebut menyaksikan langsung, dalam setiap sholat lima waktu, ta’lim dan kajian keagamaan, masjid selalu penuh dengan jamaah. Bahkan, demi menjaga kekhusyu’an jamaah dalam beribadah, pengurus Masjid Jogokariyan memberikan garansi pengembalian bagi sandal atau sepatu jamaah yang hilang. Dengan begitu, jamaah fokus hanya pada ibadahnya saja.

“Subhanalloh. Kalau kita datang ketika adzan sudah dikumandangkan, kita sulit mendapatkan posisi sholat dalam masjid. Paling di sisi-sisi masjid atau diluar,” kata Rio Wahyudi Saragih, yang mewakili pemuda masjid dari Masjid Agung Baitul Makmur.

Anang Laode Balawa juga kagum, bagaimana mengelola keuangan masjid, sehingga usai sholat jumat, jamaah bisa makan siang bersama.

“Ratusan orang makan siang bersama usai sholat jumat. Belum lagi menu bubur ketika usai sholat subuh. Ini salah satu cara untuk mendekatkan umat ke masjid. Layak ditiru,” kata Anang, yang juga guru di SMP Negeri 1 Fakfak ini.

Pelatihan menejemen kemasjidan di Masjid Jogokariyan ini, ternyata diikuti dari berbagai daerah. Bersamaan dengan rombongan Fakfak, turut pula rombongan dari Masjid Al Azhar, Jakarta Timur. Bahkan padi hari kedua, rombongan dari Semarang, Lamongan, Tambun dan Tangerang Selatan, memenuhi aula masjid untuk mengikuti kegiatan yang sama.

Intisari dari mengelola masjid ialah, bagaimana membuat jamaah nyaman dan aman dalam masjid. Dengan demikian, masjid akan selalu penuh. Dengan potensi jamaah yang banyak, maka masjid akan bisa berbuat banyak untuk dakwah dan kemakmuran jamaahnya. (wah)

About Admin

Santun Mencerdaskan

Check Also

Mobil Akustik Masjid, Mendata Sound System Dan Status Masjid

Fakfak_ Salah satu dari 10 program unggulan DMI atau Dewan Masjid Indonesia, adalah pemeliharaan akustik ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *