INFOFAKFAK.COM, FAKFAK_ Beberapa hari ini dunia maya dihebohkan dengan dua versi kabar. Pertama, dikabarkan ada wartawan di Kabupaten Fakfak yang mati diracun karena membongkar kasus korupsi di Kabupaten Fakfak. Versi kedua, dikabarkan bahwa Bupati Fakfak, Papua (seharusnya Papua Barat), diracun karena membongkar kasus korupsi.
Kedua kabar berbeda yang disebar di facebook tersebut, menampilkan foto yang sama. Sayangnya, kabar pertama belum sempat discreenshot sehingga nama akun hilang. Sedanagkan kabar Bupati Fakfak wafat karena diracun, diunggah oleh akun Dina Natalia Lee, yang dibagikan 20 jam yang lalu, dikomentari sebanyak 72 kali dan 3 kali dibagikan.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Fakfak, Ir. Abraham Sopaheluwakan, M.Si., menanggapi enteng.
“Itu orang kurang kerjaan saja. Stop menyebarkan berita bohong itu,” ujar Abraham. “Jangan sampai yang membuat berita bohong itu sendiri yang menerima akibatnya,” tambahnya.
Abraham juga menambahkan bahwa, kondisi Bupati Fakfak, Drs. Mohammad Uswanas, M.Si. dalam kondisi sehat wal afiat.
“Beliau dalam kondisi sehat wal afiat. Tanggal 10 Desember lalu, Beliau menerima penghargaan bidang perkebunan di Bogor. Kabupaten Fakfak merupakan satu-satunya daerah di Papua Barat yang menerima penghargaan itu, karena satu-satunya kabupaten yang ada dinas perkebunannya. Selanjutnya, tanggal 11 Desember kemarin, Beliau menerima penghargaan di Kantor Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta, karena Fakfak merupakan salah satu kabupaten yang mendukung HAM. Selain Fakfak, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong juga menerima penghargaan ini,” jelas Abraham panjang lebar, kepada wartawan di ruang kerjanya siang tadi (12/12).
Menurut Abraham, selama ini pemerintah daerah tidak alergi terhadap kritik dari masyarakat maupun wartawan.
“Silakan saja mengkritik. Kita bisa bahas sama-sama, kita diskusi sama-sama. Pemerintah daerah tidak pernah menutup diri darim kritik wartawan.
Entah apa motif dari penyebaran berita bohong atau hoax ini. Dan diyakini, akun-akun yang menyebarkan berita hoax ini merupakan akun hantu. Dan, klarifikasi oleh pemerintah daerah memang dianggap penting, sebab berita hoax ini sudah menyebar jauh. Bahkan, media ini mendapat info ini dari teman di Samarinda.
Kengawuran info hoax ini juga bisa terbaca dari upayanya yang mencoba menyamakan berita hoax ini dengan kematian mantan Ketua KPU RI, Husni Kamil, yang dikatakan mati diracun karena mau membongklar kecurangan Pilpres 2014. (wah)