Home / Headline / 1 Eksekutor Dan 4 Bersaudara, Tersangka Pembunuh Sudiana Tertangkap

1 Eksekutor Dan 4 Bersaudara, Tersangka Pembunuh Sudiana Tertangkap

Press coference di Mapolres Fakfak, Kapolres Menunjukkan Barang Bukti
Press coference di Mapolres Fakfak, Kapolres Menunjukkan Barang Bukti

Fakfak_ Misteri terbunuhnya Maria Sudiana Anggrianto, yang ditemukan tewas dengan kepala terpotong pada Jumat (2/3) lalu, akhirnya terbongkar. Dibantu anggota Sat Reskrim Polres Sorong, Kasat Reskrim Polres Fakfak, AKP. Misbachul Munir, S.I.K., berhasil menangkap Nel (22) di Salawati, Aimas, dan membawanya Sabtu (10/3)pagi tadi ke Fakfak. Nel ditangkap saat sedang bekerja membangun talut.

Dalam keterangannya kepada penyidik Reskrim Fakfak, Nel yang beristrikan orang Fakfak dan tengah mengandung 8 bulan ini, dengan gamblang mengakui dan menceritakan perbuatannya, membunuh Aci Doang, panggilan Sudiana.

Awalnya, Nel berkelit bahwa dirinya tidak membunuh siapapun. Dia berkilah bahwa, dirinya melihat hantu pocong dan memotong lehernya dengan bambu. Namun akhirnya, Nel mengaku bahwa dirinyalah yang mengeksekusi Aci Doang di ruang tamu rumahnya pada Selasa (27/2) jam 10 malam.

Yang mengejutkan, Nel juga mengaku bahwa, dia membunuh atas perintah Net, Ang, Jack dan Tedjo yang keempatnya ini masih bersaudara dengan korban. Sebelum membunuh Aci Doang, dia ke rumah adik bungsu Aci Doang, yakni Net, dan disana sudah ada beberapa orang.

“Saya beberapa kali didesak terus oleh mereka untuk segera mengerjakan perintahnya. Akhirnya malam itu saya laksanakan perintah mereka,” kata Nel.

Nel mengatakan, bahwa dirinya diminta untuk datang ke Fakfak dan sebelum pembunuhan itu, dia sudah sekitar satu bulan di Fakfak. Dan dalam satu bulan itu, dia terus didesak bersaudara yang berniat membunuh kakaknya itu.

“Akhirnya saya mengambil parang yang saya ambil dari rumah Ibu Net. Lalu saya masuk ke rumah almarhumah dari pintu belakang. Saya mendapati Aci tertidur di kursi. Saat saya cekik, dia berontak dan terjatuh di lantai. Lalu saya tindis dan cekik dengan tangan kiri. Dan tangan kanan saya XXXXXX korban sampai putus. Saya keluar dari pintu belakang lagi,” tutur Nel.

Nel mengaku sempat mengepel lantai sambil berjalan mundur untuk menghiangkan jejak kakinya. Dan yang masih meragukan adalah, dia mengaku telajang dan hanya menggunakan celana dalam, adalah idenya dia sendiri. Tindakan ini untuk memudahkan pelaku untuk menghilangkan cipratan darah korban.

Setelah mengeksekusi korban, Nel kembali ke rumah Net dan mandi di profil tank kuning di belakang rumah serta membuang parang dan kain merah di dekat situ. Dan kepada Net, Nel sempat menagih janji mereka.

“Ibu Net mengatakan bahwa saya tidak perlu kuatir. Katanya, mama tidak akan membiarkan saya  sengsara,” kata Nel. “Saya juga diminta untuk menghilang oleh Ang. Saya diberi uang 2 juta yang saya terima dari Net dan saya pakai ke Sorong dengan KM. Kalabia. Katanya, sisanya akan dibayar setelah menyelesaikan tanah Polsek,” lanjutnya.

Jumat (2/3) disaat jenasah Aci Doang ditemukan, ternyata Nel sempat antri pesawat di bandara Torea, Fakfak. Namun, hari ini itu dia tidak mendapatkan seat pesawat, hingga keesokan harinya, dia ke Sorong dengan KM. Kalabia.

Dalam press conference siang tadi, Kapolres Fakfak, AKBP. Deddy Foury Millewa, SH. S.IK.M.IK. menjelaskan bahwa, motif pembunuhan yang direncanakan oleh empat bersaudara itu adalah masalah penguasaan harta warisan, yakni tanah yang saat ini berdiri Kantor Polsek Fakfak Kota.

“Motifnya adalah masalah penguasaan harta warisan,” terang Kapolres sambil menjelaskan bahwa, Net diduga kuat sebagai otak atas pembunuhan berencana yang diancam dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati ini.

Disinyalir, empat bersaudara itu ingin mendapatkan hak atas tanah Mapolsek tersebut, dan kakak tertua mereka, Aci Doang, dianggap menghalangi dan harus disingkirkan.

Saat ini kelima tersangka yakni Nel, Ang, Jack dan Tedjo ditahan di Mapolres Fakfak untuk dimintai keterangannya. Sedangkan salah seorang tersangka, satu-satunya wanita yakni Net, masih dirawat di ruang rawat wanita, RSUD Fakfak dalam pengawalan polisi.

Meski kelima tersangka telah diamankan, polisi masih harus mendalami lagi kasus ini. Sebab teorinya, pengakuan pertama biasanya ada dusta. Diakui polsii, ada beberpa misteri yang harus dicari jawabannya. Diantaranya, benarkah Nel adalah eksekutor tunggal?

Selain itu, polisi masih menunggu hasil tes DNA yang telah dilakukan di Pusdokkes Polri di Jakarta Timur, yang biasanya akan keluar hasilnya dalam dua minggu. (wah)

About Admin

Santun Mencerdaskan

Check Also

Lapor Balik Penganiayaan Dan Perusakan, FK Juga Akan Laporkan Soal Cek Bodong

Fakfak_ FK atau Fredy Kerryanto, anggota DPRD Kabupaten Fakfak yang dilaporkan Lando Iha terkait dugaan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *