Kejari Fakfak Dipraperadilankan FI

Fakfak_ Merasa ada yang janggal dengan penetapan dirinya sebagai tersangka, FI, mantan Ketua Yayasan Peduli Pendidikan Bangsa yang mengelola STIKIP Nuu War Fakfak, melakukan perlawanan dengan mempraperadilkan Kejaksaan Negeri Fakfak.

Melalui kuasa hukumnya dari LBHI Manokwari, Achmad Junaedy, SH. MH., praperadilan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Fakfak, kemarin (24/4).

Ditemui wartawan siang (25/4) tadi, Achmad Junaedy membenarkan bahwa dirinya, mewakili kliennya, telah mendaftarkan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Fakfak.

“Kemarin kami daftarkan, dan saat ini kami sedang menunggu penetapan, siapa hakimnya,” ujar Achmad Junaedy. “Kami melakukan praperadilan sebagai upaya hukum, karena kami menilai bahwa, beberapa hal menyangkut penetapan tersangka dan penangkapan klien kami, belum memenuhi hukum acara,” tambahnya.

Achmad Junaedy meminta wartawan untuk bersabar, menunggu gelar sidang yang akan digelar beberapa hari ini.

Irvino, hakim yang juga Humas Pengadilan Negeri Fakfak, membenarkan bahwa Frederik Iba melalui kuasa hukumnya, telah mendaftarkan gugatan praperadilan, atas Kejaksaan Negeri Fakfak. Namun, Irvino mengaku belum mengetahui materi gugatannya.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Fakfak, Rilke Jefri Huwae, SH. MH. menyilahkan Frederik Iba untuk melakukan praperadilan atas penangkapannya.

“Tidak masalah. Silakan saja itu hak mereka,” ujar Kajari yang mengaku masih berada di Jayapura.

Informasi internal Pengadilan Negeri Fakfak siang tadi, menyebut Irvino akan ditunjuk sebagai hakim tunggal untuk memimpin persidangan praperadilan ini.

Saat ini, FI telah diamankan Kejaksaan Negeri Fakfak di rutan Manokwari. Dan buntut penetapan tersangka dan penahanan Frederik Iba, posisinya di Yayasan Peduli Pendidikan Bangsa, digantikan oleh Drs. Said Hindom, M.Si.  (wah)