Home / Info Papua / Banjir, 430 Warga Mengungsi, Rumah Warga Masih Tergenang Air hingga Satu Meter

Banjir, 430 Warga Mengungsi, Rumah Warga Masih Tergenang Air hingga Satu Meter

ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir

MANOKWARI – Sebanyak 430 warga Kampung Mansaburi dan Wariori, Distrik Masni harus mengungsi ke tempat aman. Ini karena dua kampung tersebut dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Wariori yang membelah dataran Masni. Wartawan koran ini  yang meninjau lokasi banjir menyaksikan, bagaimana dampak dari banjir. Puluhan rumah warga masih terendam. Demikian pula, gedung SD Mansaburi, gereja, balai kampung dan lainnya terendam air.

Rumah-rumah warga yang sebagian masih terendam terlihat sepi, pintu tertutup rapat. Penghuni rumah telah meninggalkan rumah mereka sejak banjir besar hingga setinggi 1 meter melanda Kampung Mansabrui dan Wariori, 26 Februari lalu. Akses menuju kampung berjarak sekitar 2 Km dari SP 8, sangat sulit. Sebagian besar badan jalan sepanjang 2 Km ini digenangi air hingga setinggi paha orang dewasa, sehingga sepeda motor tak berani melintas. Untuk membantu mengevakuasi warga, tim BPBD menggunakan truk.

Untuk membantu korban banjir, BPBD bersama pihak-pihak terkait telah mendirikan Posko Penanggulangan Bencana di SP 8 Masni. Bantuan untuk para korban telah berdatangan, baik dari Pemkab Manokwari, BPBD Provinsi Papua Barat dan kalangan swasta.
Robert Gasang, Koordinator Lapangan Penanggulangan Bencana Banjir Mansaburi dan Wariori mengatakan, masa tanggap darurat mulai diberlakukan sejak 21 Februari 2015, ditandai dengan evakuasi warga dan membuat tenda pengungsian. Banjir sudah berlangsung hampir 2 minggu, namun luapan air Sungai Wariori belum menunjukkan tanda-tanda akan surut karena hujan lebat di dataran Masni masih terjadi.

Akibat banjir hampir semua warga kampung Mansaburi diungsikan. Saat ini di Posko, tercatat sebanyak 430 warga mengungsi, di antaranya 364 warga Mansaburi dan 60  warga Wariori. Para pengungsi ini ditempatkan pada tenda-tenda maupun bangunan pemerintah.  ‘’Para pengungsi kita tangani, disiapkan makan pagi, makan siang dan makam malam. Posko juga menyediakan pos kesehatan. Stok bahan makanan juga masih ada hingga 3 hari kedepan,’’ ujarnya.

Robert Gasang menuturkan, warga belum berani kembali ke rumah karena air Sungai Wariori masih  meluap. Bahkan, Selasa malam hingga Rabu (4/3) pagi, luapan air kembali naik dan menggenangi rumah serta ruas jalan. ‘’Tadi malam warga sempat panik juga karena air kembali naik, kampung sudah penuh air,’’ katanya.

Kembali meluapnya air Sungai Wariori tersebut membuat warga kuatir. Mereka pun mengevakuasi barang-barang berharga termasuk peralatan rumah tangga, seperti meja, kursi hingga piring. ‘’Semua barang-barang rumah tangga diangkut semua karena  memang kondisi air semakin tinggi. Dan ini sangat menguatirkan,’’ tuturnya.

Kampung Mansaburi terlihat sepi, terlihat hanya beberapa pria dewasa yang berjaga-jaga,sedangkan anak-anak dan perempuan tak terlihat lagi. Menurut Robert Gasang, warga sudah diminta untuk meninggalkan kampung, namun hanya kepala suku dan keluarganya masih bertahan. ‘’Kepala suku dan keluarganya tidak mau dievakuasi, mungkin dia tidak mau tinggalkan kampungnya,’’ tambahnya.

Sesuai ketentuan tanggap darurat berlangsung selama 14 hari.  Namun menurut Gasang, kelanjutan atau pemberhentian tanggap darurat ini disesuaikan dengan kondisi di lapangan. ‘’Kalau memang tidak banjir lagi kita pulangkan, namun kalau melihat kondisi sekarang warga masih kuatir,’’ pungkasnya.(lm)

Sumber : radarsorong.com

About infocom

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *