Home / Headline / Momentum Milad Fakfak Ke 117, IPMAFA-Malang Gelar Budaya Dan Seminar

Momentum Milad Fakfak Ke 117, IPMAFA-Malang Gelar Budaya Dan Seminar

Pentas seni memperingati HUT Fakfak ke 117 dan Milad Ipmafa-Malang ke 23
Pentas seni memperingati HUT Fakfak ke 117 dan Milad Ipmafa-Malang ke 23

Malang_ Selain menyelenggarakan bakti sosial dengan menyalurkan bantuan sembako serta pakaian layak pakai, dalam memperingati HUT Kabupaten Fakfak ke 117 serta milad IPMAFA-Malang ke 23 tahun 2017 ini, Ikatan Pelajar Mahasiswa Fakfak di Malang atau IPMAFA-MALANG, juga menggelar kegiatan seni budaya dan seminar publik.

Berlokasi di Gedung Musium Musik Indonesia, Jl. Gajayana, Malang, Jawa Timur, seminar publik bertajuk “Implementasi Kebijakan Otsus Terhadap Kesejahteraan Rakyat Papua” dilaksanakan pada 20 November, sedangkan pentas seni dengan tema “Membangun Integritas Dalam Asa Kesejahteraan Satu Tungku Tiga Batu”, dilaksanakan pada 22 November lalu.

Seminar publik yang dibuka oleh Ketua Umum IPMAFA Malang, Achmad Nur Rifay Hindom ini, menghadirkan Rahmat Siregar, SH., M.Si. yang juga selaku inisiator pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Papua-Papua Barat (UP4B).

“Kita melihat kebijakan Otsus, tapi hasilnya belum memuaskan, belum sampai pada apa yang diharapkan yaitu kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, kami menganggap penting untuk mengangkat tema tersebut,” tegas Ketua Umum IPMAFA-MALANG, Achmad Nur Rifay Hindom.

Seminar ini dihadiri oleh organisasi Daerah seperti Orda Mahasisawa Papua, Mahasiswa Kalimantan Barat, Maluku Tenggara, Maluku, Aceh, Lombok, Jawa, sulawesi, NTT, NTB, Ikammi Sulsel dan organisasi ekstra seperti HMI.

Dalam seminar yang berlangsung selama 1 jam 30 menit ini, diakhiri dengan pemberian cindera mata oleh Ketua Umum Ipmafa-Malang kepada Pemateri.

Sementara itu, pentas seni yang dibuka Budayawan Malang, Achmad Dhofir Jufri dengan tampilan orasi budayanya, diawali dengan tari mkhas Fakfak, tari sawat.

Kamarudin Turua, Ketua Panitia Pelaksana menyampaikan, terkait tema pentas seni tersebut, yakni “satu tungku tiga batu” adalah suatu simbol yang telah melekat dan hal ini harus tetap terjaga di tanah rantau, guna membangun hubungan baik diantara sesama.

Achmad Nur Rifay Hindom mengatakan, tari sawat sengaja tampilkan sebagai wujud pengenalan warisan leluhur kita kepada para peserta dan tamu undangan.

“Kegiatan pentas seni ini dihadiri oleh berbagai organisasi daerah dan organisasi ekstra diantaranya,  Sanggar Seni Hammas Malang (Maluku Tengah), Fine Malang (Maluku Tenggara), Tahuri  Art (Maluku), Formit (Forum Mahasiswa Timur Unisma), Mahasiswa Aceh, Mahasiswa Kalimantan, Mahasiswa Papua, Ikammi Sulawesi selatan, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),” katanya.

Pentas seni kali ini diisi dengan akustik musik, tarian adat, teatrikal, orasi budaya, Puisi dan mop atau stand up comedy. (*)

Reporter : Bachmid Adil

Editor : Wahyu Hidayat

About Admin

Santun Mencerdaskan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *