Fakfak_ Masyarakat Kampung Sekru, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, pagi tadi telah melaksanakan sholat idul fitri 1438 Hijriyah. Sejak pagi, masyarakat mendatangi Masjid Abu Bakar Ash Shidiq, dimana masyarakat melaksanakan sholat idul fitri tersebut.
Bagi masyarakat Kampung Sekru, mereka selama ini memang melaksanakan lebaran lebih awal, daripada penetapan oleh pemerintah. Biasanya, mereka lebaran dua atu tiga hari lebih awal.
Muhammad Briarpruga, Imam Masjid Abu Bakar Ash Shidiq menjelaskan bahwa, dirinya beserta warga, melestarikan ajaran leluhur, dalam menetapkan awal bulan Ramadan dan 1 syawal.
“Kami melestarikan ajaran leluhur. Hal ini sudah berlangsung sejak dulu. Saya mewarisi dari ayah saya yang juga imam masjid ini. Dan kini, saya yang melaksanakan amanah imam disini,” ujar PNS pada Kantor Badan Pertanahan Nasional di Fakfak tersebut.
Lebih lanjut Muhammad Briarpruga menjelaskan, dirinya mewarisi perhitungan awal Ramadhan dan 1 Syawal, dengan istilah perhitungan lima. Diakuinya, dengan perhitungan warisan leluhur tersebut, awal Ramadhan menjadi mudah diketahui, bahkan untuk tahun tahun mendatang.
“Jadi, andai tahun lalu kami mulai puasa pada hari Minggu, maka awal Ramadhan tahun ini jatuh pada Kamis. Hitungannya, Minggu, Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Dan tahun depan akan jatuh pada hari Senin,” jelas Muhammad Briarpruga. “Kami juga melihat tanda-tanda alam berupa air laut surut. Jika air laut surut, maka itu pertanya kita masuk awal bulan baru,” lanjutnya.
Muhammad Briarpruga bukannya tidak tahu perhitungan awal Ramadhan dan 1 Syawal yang sesuai syariat Islam. Namun, dirinya lebih memilih menggunakan ajaran leluhur yang telah dianutnya sejak lama.
“Perhitungannya memang beda. Dan saya pikir, kita bisa berjalan bersama-sama,” ujarnya.
Pelaksanaan sholat idul fitri ini sama dengan sholat idul fitri pada umumnya. Bedanya, sholat idul fitri di Kampung Sekru ini, diselingi dengan doa qunut. Selain itu, khotib membaca naskah khotbah dari balik kain putih, yang menutupi tempat khotbah.
Disinggung soal sholat idul adha, Muhammad Biarpruga mengatakan bahwa untuk hari raya haji tersebut, tidak dilakukan perhitungan lima. Alasannya, haji dilaksanakan serentak di Mekah, Arab Saudi.
Usai meaksanakan sholat idul fitri, dilaksanakan tradisi gunting rambut bagi balita warga. Imam masjid dan beberapa tokoh agama, secara bergantian menggunting rambut para balita, serta menjejakkan kaki kecil balita tersebut, ke pasir yang terdapat rumput, yang ditaruh dalam piring.
Meski sebagian warga sudah melaksanakan sholat idul fitri, ternyata ada sebagian warga yang mengikuti lebaran setelah ada penetapan dari pemerintah. Mereka nantinya akan melaksanakan sholat idul fitri di masjid milik Pertamina atau di masjid kampung lain. (wah)